MENGGAIRAHKAN
MINAT MENULIS SISWA
Oleh
Toto Warsito,MAg
Mulai awal Maret ini selama empat bulan ke depan,
ada yang berbeda di halaman belakang koran Radar Cirebon. Rubrik yang biasa diisi dengan
Xpresi itu, kini menampilkan hasil kreasi dari para penulis muda sekolah-sekolah
yang mengikuti lomba Xpresi Koran Sekolah yang digagas Radar Cirebon.
Setidaknya sudah terdaftar tigapuluh sekolah se Ciayumajakuning yang siap
bertarung kemampuannya dalam hal menulis.
Gagasan yang dimunculkan Radar Cirebon ini patut dihargai
dan tentunya didukung semua pihak. Paling tidak kini para siswa yang masih
belajar menulis memiliki wahana untuk belajar dan berlatih lebih giat dan
menunjukkan kreativitasnya dalam hal menulis. Memang, selain minat baca yang
harus digairahkan, yang tak kalah penting juga menggairahkan minat menulis.
Menulis adalah sebuah keterampilan. Keterampilan
harus diasah dan dilatih. Jadi keterampilan menulis membutuhkan latihan;
sebagaimana seorang pemain sepak bola, dia akan disebut sebagai pemain bola
bila mau berlatih dan bermain bola serta sukses bermain bola di lapangan hijau.
Seorang penulis pun harus mau memulai menulis dengan cara menulis.
Marion van Horne seorang ahli kreativitas barat
memberi jalan termudah berlatih menulis, yakni”tulislah apa yang kau lihat”.
Lyndon B. Johnson, ahli kreativitas lainnya , percaya bahwa segala sesuatu
harus segera dimulai tanpa banyak bicara karena, “jika anda banyak bicara, anda
tidak belajar”. Henry Guntur Tarigan seorang ahli Linguis (Erwan,2008)
mengatakan bahwa menulis adalah kemampuan yang membedakan kaum terpelajar dan
bukan terpelajar. Jadi menulislah, karena gajah mati meninggalkan gading,
harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan karya. Edward
Thorndike, seorang penulis ternama di barat memberi satu pemeo bahwa segala
warna akan pudar, kuil akan ambruk, kerajaan akan runtuh, tetapi kata-kata
bijaksana akan tetap abadi. Kata- kata bijaksana itu akan abadi dalam wadah
tulisan, baik berupa manuskrip maupun buku hingga dunia maya sekalipun. Jadi,
tulislah sesuatu untuk orang lain atau tulislah sesuatu untuk diri sendiri.
Kata-kata bijaksana adalah sahabat keabadian sejarah kehidupan manusia.
Tidak Ada Istilah Tidak Bakat
Sebagai seorang guru yang kebetulan diberi tugas
membimbing ekskul jurnalis di sekolah, penulis sering mendengar keluhan dari
para siswa bahwa ia tidak berbakat menulis, dan merasa bahwa menulis itu
memerlukan waktu yang banyak dan susah memulainya.” Di pikiran mah banyak Pa,
tapi menulisnya susah.” Begitu katanya.
Hampir semua penulis terkenal sepakat mengatakan
bahwa semua orang berbakat menulis. Seperti yang dikatakan salah satu penulis buku-buku best seller Andrias Harefa
berikut ini. “Yang mungkin diperlukan bukanlah suatu bakat istimewa, tetapi
lebih pada keinginan dan minat yang besar untuk mau belajar, membangun
kebiasaan menuangkan gagasan lewat tulisan.”
Yang paling penting adalah mengubah mindset dan konstuksi mental.
Mindset kita harus mengatakan bahwa menulis itu gampang, jika mereka bisa
mengapa saya tidak ?, saya pasti bisa. Selain itu harus juga dibangun mental
untuk memiliki keinginan yang besar, tekad dan kemauan untuk belajar teknik-teknik
menulis, dan menemukan ide, serta mau meluangkan waktu untuk menulis.
Ada yang bilang menulis itu sulit, ada yang bilang
menulis itu mudah. Yang benar menulis itu mudah. Tulislah apa saja yang ada di
pikiran anda, jika masih juga sulit, mulailah menulis seperti bercerita tentang
pengalaman pribadi yang paling berkesan atau paling menyebalkan. Untuk langkah
awal , mulailah dengan tema-tema yang dikuasai atau apa saja yang menjadi hobi.
Mudah kok jadi penulis, menulis itu semudah anda berbicara. Jangan pernah
merasa tulisan tidak berbobot, takut bahasanya tidak sesuai EYD, lebih-lebih
takut tulisannya ditolak penerbit.
Tips Menulis Bagi Pemula
Bagi anda yang baru memulai karier sebagai penulis
atau bagi para siswa yang tengah memulai belajar menjadi penulis, berikut
disampaikan beberapa tips menulis ( M Hasyim Ashari,2007).
Pertama, bagi anda yang baru mempunyai keinginan
untuk menulis, tumbuhkan motivasi dan ketertarikan diri anda dalam dunia
menulis terlebih dahulu. Tidak ada istilah berbakat dan tidak berbakat dalam
menulis, yang penting ada kemauan dan banyak belajar menulis.
Kedua, banyaklah membaca. Ada prinsip sederhana
dalam dunia tulis menulis yaitu “filsafat kencing”. Jika anda tidak pernah
minum air, maka air kencing yang keluar juga sedikit, air yang keluar hanya
berasal dari air yang ada dalam makanan. Semakin banyak dan sering meminum air,
air yang keluar juga semakin banyak dan semakin sering keinginan untuk kencing.
Meminum air diibaratkan dengan membaca. Itu artinya, semakin banyak yang dibaca, maka semakin banyak pula sesuatu
yang bisa ditulis. Semakin sering membaca akan semakin banyak ide yang keluar
untuk ditulis.
Ketiga, banyak-banyaklah melakukan riset. Jika ingin
tulisan anda berbobot, anda harus banyak melakukan riset, kecuali untuk naskah
jenis fiksi, seperti cerpen atau novel. Sebagian orang salah mengerti tentang
pekerjaan menulis. Anggapannya adalah menjadi penulis hanyalah menulis dan
menulis saja, adalah salah besar. Seorang penulis yang baik akan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk melakukan riset daripada menulis. Pengertian riset di
sini bisa bermacam-macam, bisa membaca, mengamati, menonton, dan mencatat. Bacalah
sejumlah buku, yang pada waktu biasa tidak akan anda baca, bacalah sejumlah
koran, tabloid atau majalah, simaklah berita di televisi, dengarkanlah berita
di radio. Tontonlah sejumlah film yang tidak hanya anda sukai. Ke luarlah dari
rumah, berjalan-jalan, dan bertemulah dengan orang yang berbeda-beda, pasti
akan memperkaya pengetahuan anda. Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda
membutuhkan pengetahuan anda nanti.
Keempat, bawalah selalu buku catatan. Sebaiknya ke
mana pun anda pergi bawalah selalu buku catatan. Anda tentu tidak tahu, kapan
ide brillian itu muncul. Ketika ide tersebut muncul, anda selalu siap untuk
mencatatnya. Sekarang seorang penulis dimudahkan dengan teknologi. Anda bisa
mengganti buku catatan itu dengan laptop, tablet pc, PDA, smartphone, atau
gadget lain yang anda sukai. Prinsipnya selalu siap mencatat ide kapan pun, di
mana pun. Bisa saja anda mencatatnya di dalam ingatan, tapi pastikan anda bukan
orang yang mudah lupa.
Bagaimana Mencari Ide ?
Sebenarnya di sekitar kita bertebaran ide-ide.
Mungkin dilewatkan begitu saja. Sempatkan diri anda membaca lebih banyak.
Sediakan waktu khusus untuk membaca, sedikitnya 30 menit sehari. Baca apa saja.
Majalah, koran, buku, novel, roman, sastra. Apa saja yang menarik perhatian
anda. Semua yang anda baca bisa menjadi ide.
Namun kadang-kadang, kita cenderung cepat membaca
suatu headline. Jari-jari kita dengan mudah mengganti channel TV. Akibatnya
kita memperlakukan otak kita seperti tong sampah. Semua informasi masuk dan
terbuang begitu saja. Kita sudah merasa bahagia dengan hanya sebatas mengetahui
informasi.
Sekarang anda harus mulai belajar melihat dari sudut
pandang yang berbeda terhadap setiap peristiwa yang dibaca dari media, atau
diamati langsung dari lingkungan sekitar. Anda harus mengubah cara anda
memperlakukan informasi. Karena jika tidak, apa yang anda amati sebenarnya
lewat begitu saja.
Pada saat anda membaca sesuatu. Berhenti.
Benar-benar berhenti. Kemudian pikirkan apa saja yang bisa anda lakukan dengan
informasi itu. Imajinasikan. Biarkan pikiran liar anda berkelana. Kemudian
mulailah tulis apa yang menarik perhatian anda itu. Jangan ragu-ragu mulailah.
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya teringat apa yang
disampaikan teman saya Erwan Juhara Ketua Agupena Jawa Barat sebagai berikut. Kunci
sukses menulis adalah membaca, membaca, membaca dan berlatih, berlatih,
berlatih serta menulis, menulis, menulis ! Selamat berkompetisi para jurnalis
muda SMA/SMK. Semoga kalian menjadi penulis-penulis handal. Amin.
Penulis Pembina Ekskul Jurnalistik SMAN 1 Rajagaluh
Ketua Asosiasi Guru Penulis Majalengka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar