Jumat, 06 April 2012

minat menulis''?


MENGGAIRAHKAN MINAT MENULIS SISWA
Oleh Toto Warsito,MAg

Mulai awal Maret ini selama empat bulan ke depan, ada yang berbeda di halaman belakang koran Radar Cirebon. Rubrik yang biasa diisi dengan Xpresi itu, kini menampilkan hasil kreasi dari para penulis muda sekolah-sekolah yang mengikuti lomba Xpresi Koran Sekolah yang digagas Radar Cirebon. Setidaknya sudah terdaftar tigapuluh sekolah se Ciayumajakuning yang siap bertarung kemampuannya dalam hal menulis.
Gagasan yang dimunculkan Radar Cirebon ini patut dihargai dan tentunya didukung semua pihak. Paling tidak kini para siswa yang masih belajar menulis memiliki wahana untuk belajar dan berlatih lebih giat dan menunjukkan kreativitasnya dalam hal menulis. Memang, selain minat baca yang harus digairahkan, yang tak kalah penting juga menggairahkan minat menulis.
Menulis adalah sebuah keterampilan. Keterampilan harus diasah dan dilatih. Jadi keterampilan menulis membutuhkan latihan; sebagaimana seorang pemain sepak bola, dia akan disebut sebagai pemain bola bila mau berlatih dan bermain bola serta sukses bermain bola di lapangan hijau. Seorang penulis pun harus mau memulai menulis dengan cara menulis.
Marion van Horne seorang ahli kreativitas barat memberi jalan termudah berlatih menulis, yakni”tulislah apa yang kau lihat”. Lyndon B. Johnson, ahli kreativitas lainnya , percaya bahwa segala sesuatu harus segera dimulai tanpa banyak bicara karena, “jika anda banyak bicara, anda tidak belajar”. Henry Guntur Tarigan seorang ahli Linguis (Erwan,2008) mengatakan bahwa menulis adalah kemampuan yang membedakan kaum terpelajar dan bukan terpelajar. Jadi menulislah, karena gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan karya. Edward Thorndike, seorang penulis ternama di barat memberi satu pemeo bahwa segala warna akan pudar, kuil akan ambruk, kerajaan akan runtuh, tetapi kata-kata bijaksana akan tetap abadi. Kata- kata bijaksana itu akan abadi dalam wadah tulisan, baik berupa manuskrip maupun buku hingga dunia maya sekalipun. Jadi, tulislah sesuatu untuk orang lain atau tulislah sesuatu untuk diri sendiri. Kata-kata bijaksana adalah sahabat keabadian sejarah kehidupan manusia.
Tidak Ada Istilah Tidak Bakat
Sebagai seorang guru yang kebetulan diberi tugas membimbing ekskul jurnalis di sekolah, penulis sering mendengar keluhan dari para siswa bahwa ia tidak berbakat menulis, dan merasa bahwa menulis itu memerlukan waktu yang banyak dan susah memulainya.” Di pikiran mah banyak Pa, tapi menulisnya susah.” Begitu katanya.

Hampir semua penulis terkenal sepakat mengatakan bahwa semua orang berbakat menulis. Seperti yang dikatakan salah satu  penulis buku-buku best seller Andrias Harefa berikut ini. “Yang mungkin diperlukan bukanlah suatu bakat istimewa, tetapi lebih pada keinginan dan minat yang besar untuk mau belajar, membangun kebiasaan menuangkan gagasan lewat tulisan.”
Yang paling penting adalah  mengubah mindset dan konstuksi mental. Mindset kita harus mengatakan bahwa menulis itu gampang, jika mereka bisa mengapa saya tidak ?, saya pasti bisa. Selain itu harus juga dibangun mental untuk memiliki keinginan yang besar, tekad dan kemauan untuk belajar teknik-teknik menulis, dan menemukan ide, serta mau meluangkan waktu untuk menulis.
Ada yang bilang menulis itu sulit, ada yang bilang menulis itu mudah. Yang benar menulis itu mudah. Tulislah apa saja yang ada di pikiran anda, jika masih juga sulit, mulailah menulis seperti bercerita tentang pengalaman pribadi yang paling berkesan atau paling menyebalkan. Untuk langkah awal , mulailah dengan tema-tema yang dikuasai atau apa saja yang menjadi hobi. Mudah kok jadi penulis, menulis itu semudah anda berbicara. Jangan pernah merasa tulisan tidak berbobot, takut bahasanya tidak sesuai EYD, lebih-lebih takut tulisannya ditolak penerbit.
Tips Menulis Bagi Pemula
Bagi anda yang baru memulai karier sebagai penulis atau bagi para siswa yang tengah memulai belajar menjadi penulis, berikut disampaikan beberapa tips menulis ( M Hasyim Ashari,2007).
Pertama, bagi anda yang baru mempunyai keinginan untuk menulis, tumbuhkan motivasi dan ketertarikan diri anda dalam dunia menulis terlebih dahulu. Tidak ada istilah berbakat dan tidak berbakat dalam menulis, yang penting ada kemauan dan banyak belajar menulis.
Kedua, banyaklah membaca. Ada prinsip sederhana dalam dunia tulis menulis yaitu “filsafat kencing”. Jika anda tidak pernah minum air, maka air kencing yang keluar juga sedikit, air yang keluar hanya berasal dari air yang ada dalam makanan. Semakin banyak dan sering meminum air, air yang keluar juga semakin banyak dan semakin sering keinginan untuk kencing. Meminum air diibaratkan dengan membaca. Itu artinya, semakin banyak  yang dibaca, maka semakin banyak pula sesuatu yang bisa ditulis. Semakin sering membaca akan semakin banyak ide yang keluar untuk ditulis.
Ketiga, banyak-banyaklah melakukan riset. Jika ingin tulisan anda berbobot, anda harus banyak melakukan riset, kecuali untuk naskah jenis fiksi, seperti cerpen atau novel. Sebagian orang salah mengerti tentang pekerjaan menulis. Anggapannya adalah menjadi penulis hanyalah menulis dan menulis saja, adalah salah besar. Seorang penulis yang baik akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan riset daripada menulis. Pengertian riset di sini bisa bermacam-macam, bisa membaca, mengamati, menonton, dan mencatat. Bacalah sejumlah buku, yang pada waktu biasa tidak akan anda baca, bacalah sejumlah koran, tabloid atau majalah, simaklah berita di televisi, dengarkanlah berita di radio. Tontonlah sejumlah film yang tidak hanya anda sukai. Ke luarlah dari rumah, berjalan-jalan, dan bertemulah dengan orang yang berbeda-beda, pasti akan memperkaya pengetahuan anda. Anda tidak akan pernah tahu kapan Anda membutuhkan pengetahuan anda nanti.
Keempat, bawalah selalu buku catatan. Sebaiknya ke mana pun anda pergi bawalah selalu buku catatan. Anda tentu tidak tahu, kapan ide brillian itu muncul. Ketika ide tersebut muncul, anda selalu siap untuk mencatatnya. Sekarang seorang penulis dimudahkan dengan teknologi. Anda bisa mengganti buku catatan itu dengan laptop, tablet pc, PDA, smartphone, atau gadget lain yang anda sukai. Prinsipnya selalu siap mencatat ide kapan pun, di mana pun. Bisa saja anda mencatatnya di dalam ingatan, tapi pastikan anda bukan orang yang mudah lupa.
Bagaimana Mencari Ide ?
Sebenarnya di sekitar kita bertebaran ide-ide. Mungkin dilewatkan begitu saja. Sempatkan diri anda membaca lebih banyak. Sediakan waktu khusus untuk membaca, sedikitnya 30 menit sehari. Baca apa saja. Majalah, koran, buku, novel, roman, sastra. Apa saja yang menarik perhatian anda. Semua yang anda baca bisa menjadi ide.
Namun kadang-kadang, kita cenderung cepat membaca suatu headline. Jari-jari kita dengan mudah mengganti channel TV. Akibatnya kita memperlakukan otak kita seperti tong sampah. Semua informasi masuk dan terbuang begitu saja. Kita sudah merasa bahagia dengan hanya sebatas mengetahui informasi.
Sekarang anda harus mulai belajar melihat dari sudut pandang yang berbeda terhadap setiap peristiwa yang dibaca dari media, atau diamati langsung dari lingkungan sekitar. Anda harus mengubah cara anda memperlakukan informasi. Karena jika tidak, apa yang anda amati sebenarnya lewat begitu saja.
Pada saat anda membaca sesuatu. Berhenti. Benar-benar berhenti. Kemudian pikirkan apa saja yang bisa anda lakukan dengan informasi itu. Imajinasikan. Biarkan pikiran liar anda berkelana. Kemudian mulailah tulis apa yang menarik perhatian anda itu. Jangan ragu-ragu mulailah.
Untuk mengakhiri tulisan ini, saya teringat apa yang disampaikan teman saya Erwan Juhara Ketua Agupena Jawa Barat sebagai berikut. Kunci sukses menulis adalah membaca, membaca, membaca dan berlatih, berlatih, berlatih serta menulis, menulis, menulis ! Selamat berkompetisi para jurnalis muda SMA/SMK. Semoga kalian menjadi penulis-penulis handal. Amin.
Penulis Pembina Ekskul Jurnalistik SMAN 1 Rajagaluh Ketua Asosiasi Guru Penulis Majalengka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar