Jumat, 13 Juli 2012

RPP PAI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                         : SMA Negeri 1 Rajagaluh
Mata Pelajaran                         : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester                        : XI/2
Alokasi Waktu             : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi:
7.  Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kompetensi Dasar:
7.1     Menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27.
7.2     Menampilkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27 dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator:
·        Mampu menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
·        Mampu menyimpulkan kandungan isi QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
·        Mampu menunjukkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27

A.     Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung diharapkan siswa mampu :
1.      Menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
2.      Menyimpulkan kandungan isi QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, QS. Shad: 27
3.      Menunjukkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti yang terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27

B.     Materi Pembelajaran
Terjemah:
1.      Q.S. ar-Rum ayat 41-42
41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

2.      Q.S. al-A’râf ayat 56-58
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

3.      Q.S. Shâd ayat 27
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.


C.     Metode Pembelajaran
Inkuiri

D.     Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Tatap Muka:
1.      Kegiatan Awal ( 10 Menit )
ü  Guru melakukan appersepsi
ü  Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
ü  Guru memotivasi siswa agar mampu memahami al-Qur’an dengan baik dan benar khususnya al-Qur’an surat Ar-Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27

2.      Kegiatan Inti (70 Menit)
ü  Siswa latihan menerjemahkan al-Qur’an surat Ar-Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27 di bawah bimbingan guru.
ü  Siswa secara bergiliran menerjemahkan al-Qur’an surat Ar Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27 di depan kelas.

3.      Kegiatan Penutup (10 Menit)
ü  Guru memberikan refleksi proses dan hasil pembelajaran dengan memberikan penguatan dan menghargai hasil belajar siswa.

Pertemuan Kedua:
Tatap Muka:
1.      Kegiatan Awal ( 10 Menit )
ü  Guru melakukan Appersepsi
ü  Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
ü  Guru memotivasi siswa agar mampu memahami al-Qur’an dengan baik dan benar khususnya al-Qur’an surat Ar Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27

2.      Kegiatan Inti (70 Menit)
ü  Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi di sekitar lingkungan sekolah yang berhubungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup
ü  Setelah selesai mengidentifikasi, semua siswa kembali ke dalam kelas.
ü  Setiap kelompok menyampaikan hasil identifikasi dengan waktu 10 menit, termasuk tanya jawab dengan kelompok lainnya
ü  Kelompok lain wajib memberikan cacatan dan tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi
ü  Setiap kelompok menyempurnakan hasil presentasi setelah mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.

3.      Kegiatan Penutup (10 Menit)
ü  Siswa dengan bimbingan guru melakukan refleksi proses dan hasil pembelajaran dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

E.     Sumber Belajar
  1. Al-Qur’an dan terjemahnya
  2. Buku Paket PAI Kelas XI karangan Syamsuri Penerbit Erlangga, hal. 94-107
  3. Buku-buku lain yang berkaitan dengan materi
  4. Lingkungan sekolah.

F.      Penilaian
  1. Tes langsung menerjemahkan QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
  2. Tes tertulis berupa uraian bebas:
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Apakah isi kandungan QS. Ar Rum: 41- 42?
2.      Apakah isi kandungan Q.S. al-A’raf ayat 56-58
3.      Apakah isi kandungan QS. Shad: 27
4.      Perilaku apa saja yang mencerminkan perbuatan menjaga kelestarian lingkungan hidup?


Mengetahui
Kepala Sekolah,



Drs. H.A Wahab Sudinata, MM.MH
NIP. 195209031974011002
Bandung,    24 Nopember 2011
Guru Mata Pelajaran PAI,



Toto Warsito, S.Ag.M.Ag
NIP. 197303021998021002

RPP PAI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                         : SMA Negeri 1 Rajagaluh
Mata Pelajaran                         : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester                        : XI/2
Alokasi Waktu             : 4 x 45 Menit

Standar Kompetensi:
7.  Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Kompetensi Dasar:
7.1     Menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27.
7.2     Menampilkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27 dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator:
·        Mampu menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
·        Mampu menyimpulkan kandungan isi QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
·        Mampu menunjukkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27

A.     Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran berlangsung diharapkan siswa mampu :
1.      Menyebutkan arti QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
2.      Menyimpulkan kandungan isi QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, QS. Shad: 27
3.      Menunjukkan perilaku menjaga kelestarian lingkungan hidup seperti yang terkandung dalam QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27

B.     Materi Pembelajaran
Terjemah:
1.      Q.S. ar-Rum ayat 41-42
41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
42. Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."

2.      Q.S. al-A’râf ayat 56-58
56. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
57. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu Telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. seperti Itulah kami membangkitkan orang-orang yang Telah mati, Mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.

3.      Q.S. Shâd ayat 27
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”.


C.     Metode Pembelajaran
Inkuiri

D.     Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama:
Tatap Muka:
1.      Kegiatan Awal ( 10 Menit )
ü  Guru melakukan appersepsi
ü  Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
ü  Guru memotivasi siswa agar mampu memahami al-Qur’an dengan baik dan benar khususnya al-Qur’an surat Ar-Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27

2.      Kegiatan Inti (70 Menit)
ü  Siswa latihan menerjemahkan al-Qur’an surat Ar-Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27 di bawah bimbingan guru.
ü  Siswa secara bergiliran menerjemahkan al-Qur’an surat Ar Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27 di depan kelas.

3.      Kegiatan Penutup (10 Menit)
ü  Guru memberikan refleksi proses dan hasil pembelajaran dengan memberikan penguatan dan menghargai hasil belajar siswa.

Pertemuan Kedua:
Tatap Muka:
1.      Kegiatan Awal ( 10 Menit )
ü  Guru melakukan Appersepsi
ü  Guru menyampaikan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
ü  Guru memotivasi siswa agar mampu memahami al-Qur’an dengan baik dan benar khususnya al-Qur’an surat Ar Rum: 41- 42, Al-A’raf: 56-58, dan Shad: 27

2.      Kegiatan Inti (70 Menit)
ü  Siswa secara berkelompok melakukan identifikasi di sekitar lingkungan sekolah yang berhubungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup
ü  Setelah selesai mengidentifikasi, semua siswa kembali ke dalam kelas.
ü  Setiap kelompok menyampaikan hasil identifikasi dengan waktu 10 menit, termasuk tanya jawab dengan kelompok lainnya
ü  Kelompok lain wajib memberikan cacatan dan tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi
ü  Setiap kelompok menyempurnakan hasil presentasi setelah mendapatkan tanggapan dari kelompok lain.

3.      Kegiatan Penutup (10 Menit)
ü  Siswa dengan bimbingan guru melakukan refleksi proses dan hasil pembelajaran dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

E.     Sumber Belajar
  1. Al-Qur’an dan terjemahnya
  2. Buku Paket PAI Kelas XI karangan Syamsuri Penerbit Erlangga, hal. 94-107
  3. Buku-buku lain yang berkaitan dengan materi
  4. Lingkungan sekolah.

F.      Penilaian
  1. Tes langsung menerjemahkan QS. Ar-Rum: 41- 42, QS. Al-A’raf: 56-58, dan QS. Shad: 27
  2. Tes tertulis berupa uraian bebas:
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.      Apakah isi kandungan QS. Ar Rum: 41- 42?
2.      Apakah isi kandungan Q.S. al-A’raf ayat 56-58
3.      Apakah isi kandungan QS. Shad: 27
4.      Perilaku apa saja yang mencerminkan perbuatan menjaga kelestarian lingkungan hidup?


Mengetahui
Kepala Sekolah,



Drs. H.A Wahab Sudinata, MM.MH
NIP. 195209031974011002
Bandung,    24 Nopember 2011
Guru Mata Pelajaran PAI,



Toto Warsito, S.Ag.M.Ag
NIP. 197303021998021002

Jumat, 06 Juli 2012

HISAB DAN RUKYAT


HISAB DAN RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIYAH
Oleh TOTO WARSITO,MAg

Setiap kali kita akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan serta ketika akan mengakhirinya, kita selalu  menyaksikan adanya perbedaan di kalangan umat Islam baik memulai maupun mengakhirinya. Tarekat Naqsabandiyah di Sumatera Barat misalnya, selalu berbeda dengan kebanyakan umat Islam pada umumnya. Begitu pula kadang-kadang antara NU dan Muhammadiyah berbeda. Bahkan tahun ini antara Pemerintah dengan Muhammadiyah pun berbeda pendapat. Meskipun pada penentuan awal Ramadhan semua sepakat jatuh pada hari Senin 1 Agustus 2011, tetapi untuk penentuan Hari Raya Idul Fitri mereka berbeda pendapat. Apa sebetulnya yang menyebabkan perbedaan ini ?
Untuk menjawabnya, tentunya kita perlu membuka kembali bagaimana teknik penentuan awal bulan qamariyah, yaitu dengan teknik hisab dan rukyat.
Ilmu hisab yang dalam bahasa Inggrisnya disebut arithmetic, adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang seluk beluk perhitungan. Hisab itu sendiri berarti hitung. Jadi ilmu hisab adalah ilmu hitung.(Almanak Hisab Rukyat,2010).
Ilmu hisab modern, dalam prakteknya banyak mempergunakan ilmu pasti yang kebenarannya sudah tidak disangsikan lagi. Ilmu tersebut adalah Spherical Trigonometry (Ilmu Ukur Segitiga Bola). Di samping itu juga, ilmu hisab modern mempergunakan data yang dikontrol oleh observasi setiap saat. Atas dasar inilah banyak kalangan yang mengatakan bahwa ilmu hisab ini memberikan hasil yang qat’I dan yakin.
Namun perlu diketahui bahwa ilmu hisab hanya memberikan hasil perhitungan dalam soal waktu dan posisi saja. Dalam posisi hilal awal bulan, ilmu hisab tidak mengatakan bahwa hilal pada posisi tertentu pasti atau mustahil kelihatan. Kelihatan atau tidaknya itu tegantung kepada hasil rukyat pada waktunya.
Rukyat adalah melihat hilal pada saat matahari terbenam tanggal 29 bulan qamariyah. Kalau hilal berhasil dirukyat, maka sejak matahari terbenam tersebut sudah dihitung bulan baru. Kalau hilal idak terlihat, maka malam itu dan keesokan harinya masih merupakan bulan  yang sedang berlangsung, bulan itu genap berumur 30 hari ( istikmal ). Berhasil tidaknya rukyatul hilal tergantung pada kondisi ufuk sebelah barat tempat peninjau, posisi hilal itu sendiri dan kejelian mata si peninjau.
Tidak seperti halnya penentuan waktu shalat dan arah qiblat, yang nampaknya setiap orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal bulan ini menjadi masalah yang diperselisihkan tentang cara yang dipakainya. Satu pihak ada yang mengharuskan hanya dengan rukyat saja dan pihak lainnya ada yang membolehkannya dengan hisab. Juga di antara golongan rukyat pun masih ada hal-hal yang diperselisihkan seperti halnya yang terdapat pada golongan hisab. Oleh karena itu masalah penentuan awal bulan ini, terutama bulan-bulan yang ada hubungannya dengan puasa dan haji, selalu menjadi masalah sensitive dan sangat dikhawatirkan oleh pemerintah, sebab sering kali terjadi perselisihan di kalangan sementara masyarakat hanya karena berlainan hari dalam memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan.
Ketidaksepakatan tersebut disebabkan dasar hukum yang dijadikan alasan  oleh ahli hisab tidak bisa diterima oleh ahli rukyat dan dasar hukum yang dikemukakan oleh ahli rukyat dipandang oleh ahli hisab bukan merupakan satu-satunya dasar hukum yang membolehkan cara dalam menentukan awal bulan qamariyah ini.
Dasar hukum yang dipegang oleh ahli rukyat antara lain hadits riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah:”Berpuasalah kamu jika melihat hilal dan berbukalah jika melihat hilal. Jika keadaan mendung maka sempurnakan bilangan bulan Sya’ban 30 hari”. Sedang dasar hukum yang dikemukakan oleh ahli hisab antara lain adalah Al-Qur’an surat Yunus ayat 5 :” Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkanNya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)…..”.
Kalau kita ikuti pertentangan tersebut, maka terlihatlah bahwa masing-masing pihak tetap mempertahankan pendapatnya masing-masing, seolah-olah tidak aka nada habisnya. Sebetulnya rukyat dan hisab mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing dan bisa saling membantu satu sama lain. Dengan demikian, jelaslah bahwa hisab sebagaimana rukyat adalah bukan satu-satunya alat untuk menentukan awal bulan, namun kedua-duanya sama-sama merupakan cara yang mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kalau kita gabungkan, maka kedua cara itu akan saling menguatkan dan saling membantu menuju kesempurnaan. Tugas kita adalah meningkatkan kualitas ilmu hisab yang telah dimiliki dan menggunakan metode rukyat yang sudah jelas banyak sekali manfaatnya baik dari segi hokum maupun ilmu pengetahuan.
Untuk mengatasai agar umat Islam tidak terpecah belah, maka hendaknya semua hasil hisab dan rukyat disampaikan kepada hakim (ulil amri), kemudian diolah, dimusyaearahkan dengan berpijak kepada kebenaran. Kemudian dianjurkan kepada para ahli (Ormas Islam) untuk tidak mengumumkan hasilnya  kepada masyarakat,  belum ada pengumuman resmi dari pemerntah. Hal ini sesuai dengan tuntunan Nabi Saw, di mana pada masa itu kalau ada orang yang melihat hilal, ia selalu melapor kepada Nabi. Lalu Nabi mengecek, dan kalau Nabi sudah yakin barulah beliau mengumumkannya kepada umat.
Semoga ke depan kita akan menyaksikan kebersamaan dalam melaksanakan perayaan Idul Fitri di negeri ini. Wallahu ‘alam.
Penulis
Guru SMAN Rajagaluh Dosen STAI PUI Majalengka